Link Collider - Best SEO Booster

Sunday, November 16, 2014

KODIFIKASI SEJARAH HADIS


1. SEJARAH PERKEMBANGAN HADITS
1. Perkembangan hadits pada masa Rasulluallah bercorak antar lisan dan mengalami pelarangan penulisan denagan alasan di antaranya:khawatir tercampur dengan al qur’an.
2. Pada masa Khulafaur Rosyidin,hadits mengalami pasang surut dengan adanya pembatasan periwayatan pada masa Khalifah Abu Bakar-Umar r.a dan perluasan periwayatan pada masa khalifah Ustman-Ali r.a.
3. Pada masa Tabi’in,hadits lebih banyak diriwayatkan oleh perawi. Namun pada masa itu banyak brmunculan hadits-hadits palsu yang bernuansa kepentingan politik golongan.
4.Ada tiga pendapat yang menjelaskan tentang kodifikasi hadits,ada yang menjelaskan bahwa kodifikasi dilakukan sebelum rasulluallah wafat,ada pula yang menjelaskan bahwa kodifikasi hadits dilakukan ketika masa rasuluallah,dan ada juga pendapat lain menerangkan kodifikasi dilakukan ketika Rasulluallah wafat.

A. Hadits dalam Periode Kedua(Masa Khulafaur Rosyidin 11H-40H)
Periode ini disebut zaman “Ashr-At- Tatsabbut wa Al -Iqlal min al-Riwayah”(Masa membatasi dan menyedikitkan  riwayat). Nabi SAW wafat pada tahun 11H. beliau meninggalkan dua peganan sebagai dasar bagi pedoman hidup  bagi umatnya yaitu Al-Qur’an dan hadis(As sunah)yang harus dipegangi dalam seluruh aspek kehidupan umat.

Cara para sahabat meriwayatkan hadits:
·         Periwayatan lafadh asli :yaitu periwayatan hadis yang laadhnya persis seperti yang disabdakan nabi.
·         Periwayatan maknawi:yaitu para sahabt meriwayatkan maknanya saja karena tidak hafal lafadh asli dari nabi SAW.
B. Hadis dalam Periode Ketiga(Masa  Sahabat Kecil dan Tabi’in Besar)
Periode ini disebut “Ashr Intisyar al-Riwayah ila Al-Amshar (Masa berkembang dan meluasnya periwayatan hadis). Pada masa ini daerah Islam sudah meluas yakni ke negeri Syam, Irak, Mesir, Samarkand, bahkan pada tahun 93 H,meluas sampai ke Spanyol. Hal ini bersamaan dengan berangkatnya para sahabat ke daerah-daerah tersebut,terutama dalam rangka tugas memangku jabatan pemerintahan dan penyebaran ilmu hadis.
Lembaga-lembaga hadis yang menjadi pusat bagi usaha penggalian,pendidikan,dan pengembangan hadis terdapat di:
a.       Madinah
b.      Makkah
c.       Kufah
d.      Basrah
e.       Syam
f.       Mesir
C. Hadis pada Periode Keempat (Masa Pengumpulan dan Pembukuan Hadis abad II Hijriyah)
Periode ini disebut Ashr Al-Kitabah wa Al-Tadwin(Masa penulisan dan pembukuan). Penulisan dan pembukuan secara resmi,yakni yang diselenggarakan oleh atau atas inisiatif pemerintah. Adapun kalau secara perseorangan,sebelum abad II H hadis sudah banyak ditulis,baik pada masa tabi’in,sahabt kecil,sahabat besar,bahkan masa Nabi SAW.Masa pembukuan secara resmi dimulai pada awal abad II H yakni pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdul Azis tahun 101 H. beliau khawatir apabila tidak membukukan dan mengumpulkan dalam buku-buku hadis dari para perawinya,ada kemungkinan hadis-hadis tersebut lenyap dari permukaan bumi bersamaan dengan kepergian  para penghafalnya ke alam barzah.
D. Hadis pada Periode kelima (Masa Pentashihan dan Penyusunan Kaidah-Kaidahnya)
Abad ketiga Hijriyah merupakan puncak usaha pembukuan hadis. Pada awalnya ulama hanya mengumplkan hadis-hadis yang terdapat di kotanya masing-masing. Hanya sebagian kecil di antara mereka yang pergi ke kota lain untuk kepetingan pengumpulan hadis.
Dasar-dasar pentashihan hadis:
·         Pengetahuan yang luas tentang tarikh rijal al hadis(sejarah perawi hadis)
·         Perbandingan antara hadis di suatu kota dan di kota lainnya dan juga pengetahuan yang luas tentang mazhab yang dianut oleh perawi-perawi itu,apakah dia seorang khawarij,Mu’tazilah,syi’ah atau yang lainnya.
Langkah- langkah yang diambil untuk memelihara hadis:
1.      Mengisnadkan hadis.
2.      Memeriksa benar dan tidaknya hadis yang diterima.
3.      Mengkritik perawi dan menerangkan keadaan-keadaan mereka tentang kebenaran dan kedustaanya.
4.      Membuat kaidah umum untuk membedakan derajart-derajat hadis.
5.      Menetapkan kriteria-kriteria hadis maudhu’.
E. Hadis pada Periode Keenam(dari awal aad IVH-656H)
Periode ke enam ini dimulai dari abad IV hingga tahun 656H,yaitu pada masa Abasiyyah angkatan kedua. Periode ini dinamakan Ashru At-Tahdib wa At-Tartibi wa Al-Istidraqi wa Al-jami’. Ulama-ulama hadis yang muncul pada abad ke-2 dan ke-3 digelari Mutaqaddimin,yang mengumpulkan hadis dengan semata-mata berpegang pada usaha sendiri dan pemeriksaan sendiri,dengan menemui para penghafalnya yang tersebar disetiap pelosok dan penjuru Negara Arab,Pesia,dan lain-lainnya. Para ulama abad keempat ini dan seterusnya digelari Mutaakhirin.
Di antara usaha-usaha yang dilakukan oleh  ulama hadis pada abad ini adalah:
1.      Mengumpulkan hadis Bukhori/Muslim dalam sebuah kitab.
2.      Mengumpulkan hadis-hadis dalam kitab enam.
3.      Mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam berbagai kitab.
4.      Mengumpulkan hadis-hadis hokum dan menyusunkitab-kitab Athraf.
F. Hadis dalam Periode Ketujuh (656-Sekarang)
Periode ini adalah masa sesudah meninggalnya Khalifah Abasiyyah ke XVII Al-Mu’tasim (w.656 H-sekarang). Perode ini dinamakan “Ahdu As-Sarhi wa Al-Jami’wa At-Tahriji wa Al- Bahtsi”yaitu masa penyarahan,penghimpunan,pen-tahrij-an dan pembahasan

No comments:

Post a Comment