1. SEJARAH PERKEMBANGAN HADITS
1. Perkembangan hadits pada masa Rasulluallah bercorak antar lisan
dan mengalami pelarangan penulisan denagan alasan di antaranya:khawatir tercampur
dengan al qur’an.
2. Pada masa Khulafaur Rosyidin,hadits mengalami pasang surut
dengan adanya pembatasan periwayatan pada masa Khalifah Abu Bakar-Umar r.a dan
perluasan periwayatan pada masa khalifah Ustman-Ali r.a.
3. Pada masa Tabi’in,hadits lebih banyak diriwayatkan oleh perawi.
Namun pada masa itu banyak brmunculan hadits-hadits palsu yang bernuansa
kepentingan politik golongan.
4.Ada tiga pendapat yang menjelaskan tentang kodifikasi hadits,ada
yang menjelaskan bahwa kodifikasi dilakukan sebelum rasulluallah wafat,ada pula
yang menjelaskan bahwa kodifikasi hadits dilakukan ketika masa rasuluallah,dan
ada juga pendapat lain menerangkan kodifikasi dilakukan ketika Rasulluallah
wafat.
A. Hadits dalam Periode Kedua(Masa Khulafaur Rosyidin 11H-40H)
Periode ini disebut zaman “Ashr-At- Tatsabbut wa Al -Iqlal min
al-Riwayah”(Masa membatasi dan menyedikitkan riwayat). Nabi SAW wafat pada tahun 11H.
beliau meninggalkan dua peganan sebagai dasar bagi pedoman hidup bagi umatnya yaitu Al-Qur’an dan hadis(As
sunah)yang harus dipegangi dalam seluruh aspek kehidupan umat.
Cara para sahabat meriwayatkan hadits:
·
Periwayatan lafadh asli :yaitu periwayatan hadis yang laadhnya
persis seperti yang disabdakan nabi.
·
Periwayatan maknawi:yaitu para sahabt meriwayatkan maknanya saja
karena tidak hafal lafadh asli dari nabi SAW.
B.
Hadis dalam Periode Ketiga(Masa Sahabat
Kecil dan Tabi’in Besar)
Periode
ini disebut “Ashr Intisyar al-Riwayah ila Al-Amshar (Masa berkembang dan
meluasnya periwayatan hadis). Pada masa ini daerah Islam sudah meluas yakni ke
negeri Syam, Irak, Mesir, Samarkand, bahkan pada tahun 93 H,meluas sampai ke
Spanyol. Hal ini bersamaan dengan berangkatnya para sahabat ke daerah-daerah
tersebut,terutama dalam rangka tugas memangku jabatan pemerintahan dan
penyebaran ilmu hadis.
Lembaga-lembaga
hadis yang menjadi pusat bagi usaha penggalian,pendidikan,dan pengembangan
hadis terdapat di:
a.
Madinah
b.
Makkah
c.
Kufah
d.
Basrah
e.
Syam
f.
Mesir
C.
Hadis pada Periode Keempat (Masa Pengumpulan dan Pembukuan Hadis abad II Hijriyah)
Periode
ini disebut Ashr Al-Kitabah wa Al-Tadwin(Masa penulisan dan pembukuan).
Penulisan dan pembukuan secara resmi,yakni yang diselenggarakan oleh atau atas
inisiatif pemerintah. Adapun kalau secara perseorangan,sebelum abad II H hadis
sudah banyak ditulis,baik pada masa tabi’in,sahabt kecil,sahabat besar,bahkan
masa Nabi SAW.Masa pembukuan secara resmi dimulai pada awal abad II H yakni
pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdul Azis tahun 101 H. beliau
khawatir apabila tidak membukukan dan mengumpulkan dalam buku-buku hadis dari
para perawinya,ada kemungkinan hadis-hadis tersebut lenyap dari permukaan bumi
bersamaan dengan kepergian para
penghafalnya ke alam barzah.
D.
Hadis pada Periode kelima (Masa Pentashihan dan Penyusunan Kaidah-Kaidahnya)
Abad
ketiga Hijriyah merupakan puncak usaha pembukuan hadis. Pada awalnya ulama
hanya mengumplkan hadis-hadis yang terdapat di kotanya masing-masing. Hanya
sebagian kecil di antara mereka yang pergi ke kota lain untuk kepetingan
pengumpulan hadis.
Dasar-dasar
pentashihan hadis:
·
Pengetahuan yang luas tentang tarikh rijal al hadis(sejarah perawi
hadis)
·
Perbandingan antara hadis di suatu kota dan di kota lainnya dan
juga pengetahuan yang luas tentang mazhab yang dianut oleh perawi-perawi
itu,apakah dia seorang khawarij,Mu’tazilah,syi’ah atau yang lainnya.
Langkah-
langkah yang diambil untuk memelihara hadis:
1.
Mengisnadkan hadis.
2.
Memeriksa benar dan tidaknya hadis yang diterima.
3.
Mengkritik perawi dan menerangkan keadaan-keadaan mereka tentang
kebenaran dan kedustaanya.
4.
Membuat kaidah umum untuk membedakan derajart-derajat hadis.
5.
Menetapkan kriteria-kriteria hadis maudhu’.
E. Hadis pada Periode Keenam(dari awal aad IVH-656H)
Periode ke enam ini dimulai dari abad IV hingga tahun 656H,yaitu
pada masa Abasiyyah angkatan kedua. Periode ini dinamakan Ashru At-Tahdib wa
At-Tartibi wa Al-Istidraqi wa Al-jami’. Ulama-ulama hadis yang muncul pada abad
ke-2 dan ke-3 digelari Mutaqaddimin,yang mengumpulkan hadis dengan semata-mata
berpegang pada usaha sendiri dan pemeriksaan sendiri,dengan menemui para
penghafalnya yang tersebar disetiap pelosok dan penjuru Negara Arab,Pesia,dan
lain-lainnya. Para ulama abad keempat ini dan seterusnya digelari Mutaakhirin.
Di antara usaha-usaha yang dilakukan oleh ulama hadis pada abad ini adalah:
1.
Mengumpulkan hadis Bukhori/Muslim dalam sebuah kitab.
2.
Mengumpulkan hadis-hadis dalam kitab enam.
3.
Mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam berbagai kitab.
4.
Mengumpulkan hadis-hadis hokum dan menyusunkitab-kitab Athraf.
F. Hadis dalam Periode Ketujuh (656-Sekarang)
Periode
ini adalah masa sesudah meninggalnya Khalifah Abasiyyah ke XVII Al-Mu’tasim
(w.656 H-sekarang). Perode ini dinamakan “Ahdu As-Sarhi wa Al-Jami’wa
At-Tahriji wa Al- Bahtsi”yaitu masa penyarahan,penghimpunan,pen-tahrij-an dan
pembahasan
No comments:
Post a Comment